Mesjid Kampus, Simbol Ketidak-adilan

 (Artikel ini bukan provokasi cuma sekedar pemikiran)

Mesjid adalah tempat beribadah umat muslim. Sedangkan mesjid kampus adalah tempat ibadah umat muslim yang letaknya di dalam lingkungan kampus. Mesjid ini biasanya milik dari kampus/universitas yang bersangkutan.

Mesjid Kampus UGM
Zaki & Mesjid Kampus UGM.

Pernahkah terpikir oleh teman-teman anggaran dari mana yang digunakan untuk membangun mesjid tersebut?

Bukankah di kampus ini kita terdiri dari berbagai agama. Bukan hanya Muslim. Ada Kristen, Hindu dan Budha. Setiap mahasiswa yang kuliah di kampus tersebut pasti membayar biaya kuliah, dan jumlahnya sering kali sama.

Lantas, mengapa Cuma ada mesjid? Gak sekalian gereja, pura, dan vihara? Bukankah ini bentuk diskriminasi?

Kita sebenarnya tidak tahu atau pura-pura tidak tahu? Bukankah itu namanya egois? Hanya karena mementingkan mayoritas. Sementara kita bayar kuliah sama banyaknya. Gak fair kan kalau uang mahasiswa agama lain dipakai untuk membangun mesjid, sementara tempat ibadah mereka tidak ada di kampus ini? Memang sih, antar umat beragama harus saling tolong menolong, tapi mereka cuma menolong, dan tidak ditolong.

Oh, umat muslim sholatnya tiap hari sedangkan agama lain cuma pada hari-hari tertentu, itu juga bukan alasan.

Tetapi ada pengecualian. Jika universitasnya itu memang berlandaskan agama, misalnya: universitas islam, universitas kristen, dsb, gak masalah lah yang ada cuma tempat ibadah mereka. Tetapi ini kan beda, ini kampus UNIVERSAL.

Apakah kalian tidak pernah berfikir jika kalian berada pada posisi minoritas? Minoritas sekarang identik dengan tidak diprioritaskan.

Ridho & Masjid kampus UI
Ridho & Masjid kampus UI

Indonesia memang mayoritas rakyatnya memeluk agama islam. Akan tetapi, sebagai umat islam yang mayoritas, tidak boleh semena-mena dong. Misalnya: ada pengajian, jalanan umum ditutup. Yang ngaji 10 orang tapi sound sistemnya keras banget. Kan itu mengganggu (kata Mamah Dedeh). Toleransi antar umat beragama yang diajarkan Rasullullah mana?

Saran saya selaku mahasiswa/alumni, bangunlah tempat ibadah semua agama mahasiswanya. Jangan cuma bangun proyek yang hanya untuk kepentingan segelintir orang.

Jika artikel ini bermanfaat, silakan di share.

Baca artikel lainnya…

9 thoughts on “Mesjid Kampus, Simbol Ketidak-adilan

  1. gini om saya mahasiswa unpar saya tidak merasa adil atas atas kelakuan dosen2 disini dimana disini tidak di butuh kan otak tapi yang di butuhkan duit…
    siapa punya duit maka dia akan cepat selesai kuliah atau wisuda….
    tolong di tindak lanjuti om kegiatanya

    Like

  2. Menurut saya,1. karena mayoritas mahasiswa & penduduk muslim, makanya uang didapat dari mayoritas, 2. Klo gereja dibangun di kampus, hari-harinya pasti kosong, hari minggu pada ke gereja masing2 deket rumah. Kan mubazir. Krn umat kristiani hrs ke greja di mana mereka terdaftar. Menurut sy begitu sih.

    Like

  3. Saya setuju, bahkan kini SMA juga iya. Padahal itu sudah menyandang negeri. Sebagaimana kita tahu kalau negeri berarti bersifat demokrasi dan pancasila, tanpa membeda-bedakan agama, suku, kulit, dan bahasa. Seharusnya sekolah negeri itu memang disediakan tempat” untuk beribadah bukan hanya masjid aja, itu namanya mayoritas dominan! Dan sebagai contoh sekolah yg mungkin telah menghargai perbedaan seperti akmil. Tentang mubazir kalau ada gereja dikampus, kalau dipikir” masjim itu jumlahnya sangat bnyk, di 1 desa ada 10 lbh dan itu tidak mubazir? Tidak hanya itu saat sholat pun tidak penuh hnya 1 sampai 3 baris aja. Miriskan ya? Sebaiknya dr pada membangun masjid yg memang sekitarnya udah ada, buat anak yatim piatu dan tidak mampu aja. Itu lbh bermanfaat dan tidak mubazir. Bukan menjelekan lo ya, saya muslim, tp saya merasa akhir” ini nonis dan muslim terasa jauh.

    Like

  4. Talk nya itu semua, sok sholat. Ehhh tau tau nya koruptor ( mentri agama).

    Sakit hati kali aku, diotak orang itu demokrasi sama dengan monokrasi. Fuck

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.