Dekat dengan keluarga adalah dambaan banyak orang. Bisa setiap saat bersama keluarga adalah sebuah anugerah. Tanpa keluarga hidup serasa hampa dan lain sebagainya…
Tahun 2013…
Saya mau sharing sedikit cerita yang dimulai ketika saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang baru enam bulan saya masuki.
Perusahaan tersebut adalah perusahaan kontraktor spesialis Instalasi roofing and clading bangunan.
Project pertama saya di dunia kontraktor adalah menjadi supervisor (superman – red) untuk proyek sebuah powerplant di Banten.
Dimana ini adalah pengalaman pertama dan terakhir (InsyaAllah) saya di dunia kontraktor.
Sebelumnya saya bekerja di konsultan perencana arsitek (sebagai Drafter & Junior Structural Engineer), dimana sehari-hari berada di kantor.
Sedangkan menjadi kontraktor, seperti yang sama-sama kita ketahui kebanyakan waktunya dihabiskan di lapangan/site.
Mengapa saya memutuskan keluar dari kontraktor?
Tidak ada yang salah dengan bekerja di kontraktor. Pekerjaan enak, santai, kadang diburu deadline, penuh tantangan, dan sebagainya.
Hanya satu yang menjadi keberatan saya yaitu harus jauh dari keluarga.
Anda pasti tahu, bekerja sebagai kontraktor itu tempat kerjanya berpindah-pindah tergantung lokasi proyek yang akan dikerjakan. Betul?
Baca juga: Enakan kerja di Konsultan atau Kontraktor ?
Jika satu lokasi (proyek) sudah selesai, maka akan pindah ke lokasi lain. Syukur-syukur kalau cuma pindah dalam satu kota, kalau pindah beda pulau kan repot.
Berbeda dengan konsultan, meskipun mengerjakan proyek bangunan di Kalimantan, Sumatera, atau Papua, semuanya bisa dilakukan dari meja kerja di Pulau Jawa.
Keputusan saya keluar saat itu saya anggap tepat karena setelah proyek di Banten ini selesai, saya akan di tempatkan di Kalimantan. Artinya lebih jauh lagi dari tempat tinggal saya nantinya (Jakarta).
Lagi pula, saya akan segera menikah. Masa habis menikah harus meninggalkan istri. Pengantin baru mana yang tega melakukannya? Kamu? Iya kamu? (Eh, Jomblo jangan baper ^_^)
“Kan Istrinya bisa di bawa Mas?”
Saat itu tidak bisa, istri saya juga seorang wanita karier. Dia juga butuh aktualisasi diri. ^_^
“Jadi maksud tulisan ini apa? Nyuruh semua orang kerja di konsultan biar dekat dengan keuarga?”
Tidak juga. Hidup ini pilihan. Anda bebas memilih kerja dimana saja yang Anda suka.
Jiwa setiap manusia berbeda-beda. Ada yang suka selalu dekat dengan keluarga dan ada yang nyaman sesekali saja bertemu dengan keluarga.
Maaf hanya sharing ringan saja, sudut pandang setiap kita berbeda. Silakan berpendapat melalui kolom komentar di bawah!
- 6 Alasan Alumni Tidak Datang Ke Acara Reuni
- 2 Fungsi Keahlian Sketchup bagi Structure Engineer
- Konsultan Struktur Tidak Penting
- Maafkan saya Pakai Software Bajakan
- Benarkah Kerja Di Kontraktor Bikin Jauh Dari Keluarga
- Cara Menjelaskan Profesi Civil Engineer Pada Orang Awam Sesuai Kondisi
- 5 Hal Yang Harus Anda Pikirkan Sebelum Nitip Absensi
- Konsultan Adalah Penasehat
- Jangan Takut Ketemu Camer Karena 4 Alasan ini
- 10 Macam Praktikum Teknik Sipil, Mana yang paling penting?
kalo saya sih dimana aja pak, mau dalam pulau luar pulau, yang penting sebulan sekali bisa pulang hehehe
LikeLike
yang sudah sudah pengalaman saya ya bos.. 99 % itu terjadi juga di perjalanan hidup saya,
“kenapa 99% , kok gak 100 %, sisanya yang 1 % kemana ??”
yang 1 % itu, setiap orang pasti jalan rejekinya dan hidupnya berbeda… hehe
LikeLike
Bos Pengembang Tanah / Andi. Setiap orang pasti jalan rejekinya dan hidupnya berbeda, ya iyalah….
LikeLike
Saya sependapat dengan bapak….
LikeLike
Betul Mas Afret Nobel, saya juga pernah ngalami kerja seperti itu. Pindah dari satu proyek ke proyek lain yang beda lokasi kerja, bisa dibilang AKAP (Antar Kota Antar Propinsi).
LikeLike
paling bagus jadi asisten ata tidak?
LikeLike
kalau memiliki usaha sendiri bagaimana pak?
LikeLike
bagus.
LikeLike