10 Perbedaan UGM & UI dari Sudut Pandang Mahasiswa Sejati

UGM UI Logos
Pic. Logo UGM dan UI

Kalo melihat judulnya,  pasti sebagian besar pembaca blog ini langsung sinis. (atau Anda juga salah satunya yang begitu?). Eits, jangan salah dulu mamen/bro/sis, gw gak bermaksud membanding-bandingin.

T: Kalo bukan membanding-bandingkan, trus apa?

Disini saya tegaskan dan tekankan, postingan ini tidak bermaksud membeda-bedakan mana yang terbaik diantara kedua Universitas di atas yang “katanya” 2 diantara sekian Universitas yang terbaik di Indonesia.

Kalo melihat di  RANGKING ASIA tahun 2011, memang UI berada jauh sedikit di atas UGM. Tapi itu penilaian berdasarkan apa? Terlebih lagi, jaman sekarang survey-survey atau polling tak bisa dipercaya (bisa dibeli). Terserah Anda mau percaya atau tidak, kalo saya memilih untuk melakukan survey sendiri saja, lebih independent (tidak ada kepentingan) dan akurat, setidaknya menurut saya.

Berikut saya paparkan hasil survey dan investigasi saya selama lebih kurang 3 tahun (masing-masing di UGM dan UI). Jadi saya melakukan survey ini sudah 6 tahun (hampir 7 bahkan), gimana gak akurat. Dan saya mensurvey dari berbagai sisi untuk perbandingan, diantaranya:

1. Biaya Kuliah

Kuliah itu butuh duit, misalnya buat bayar gedung, beli jaket Almamater, biaya perpustakaan, biaya operasional pendidikan (BOP) dan sebagainya. UGM dan UI sama-sama universitas negeri, walaupun tak ada embel-embel “N” di belakang nama Universitasnya. Tau beda Universitas Negeri dengan Swasta? setau saya, sekarang hampir tak ada bedanya (sama-sama mahal biaya kuliahnya).

Denger-denger, biaya kuliah di UI lebih mahal dari pada biaya kuliah di UGM. benarkah? Ini saya dapat berkat tanya-tanya dan mengalami sendiri.

biaya kuliah
Pic. biaya kuliah

2. Biaya Hidup

UGM terletak di Sleman, Jogja, sedangkan UI terletak di Depok, Jawa Barat (walaupun ada yang di Salemba). Mau tak mau, mahasiswa yang kuliah di dua Universitas tersebut harus menanggung “Biaya Hidup” di tempatUniversitas tersebut berada, tul gak? kan gak mungkin juga, kita kuliah di UI tapi kita tinggal di Jogja (tiap hari bolak-balik, mungkin sih, kalo Ortu lu pengusaha).

Menurut pengamatan saya, biaya hidup di UI lebih mahal dari pada biaya hidup di UGM. Mungkin ini juga sebab mengapa biaya kuliah di UI lebih mahal.

biaya hidup
Pic. biaya hidup

3. Pergaulannya

UGM mempunyai mahasiswa yang universal, terdiri dari berbagai suku, ras dan agama, yang datang dari segala penjuru Indonesia. UI pun begitu. Karena letak topografisnya yang berada di Jogja (ada Keraton), maka mahasiswa UGM kena imbas menjadi sopan, santun, dan ramah karena pengaruh adat Jawa. Anak UGM masih menjunjung tinggi senioritas/hormat kepada yang lebih tua. Memanggil kakak angkatan dengan sebutan mas/mbak.

Berbeda dengan UI. Mahasiswanya gaul-gaul, ngomong pake bahasa lu gue lu gue (tidak sesuai dengan EYD) yang terkesan kasar. Anak UI tidak memandang senioritas. Lu boleh memanggil kakak angkatan dengan sebutan sejawat (Bro, Sis, elu, gue, dll).

Mahasiswa UGM lebih sopan daripada mahasiswa UI.

pergaulan
Pic. Pergaulan

4. Lingkungan Kampusnya

UI mempunyai lingkungan kampus yang bersahabat dan asri. Aksesnya tidak tak terbatas, maksudnya, hanya orang yang berkepentingan yang akan masuk lingkungan kampus UI, karena jalanan UI bukan jalanan umum. Tata ruang kampus sudah terkelola dengan baik.

Sedangkan UGM, kampusnya mencar-mencar (tapi masih satu kawasan), hanya saja dipotong oleh sebuah jalan Kabupaten (jalan Kaliurang/Jakal) yang merupakan jalanan umum. Tapi akhir-akhir ini, UGM mulai berbenah dengan melakukan pembatasan masuk pada daerah-daerah tertentu.

Lingkungan UI lebih kondusif & nyaman daripada lingkungan UGM.

Lingkungan kampus
Pic. Lingkungan kampus

5. Lokasi kampus

Kalau berbicara mengenai lingkungan kampus, UI lebih baik daripada UGM. Akan tetapi, jika berbicara mengenai lingkup yang lebih luas, UGM jelas lebih baik. Ini tidak terlepas dari posisi UGM yang terletak di Depok, Sleman, Jogja, sementara UI terletak di Depok, Jawa Barat. Sama-sama Depok, tapi beda abies.

Jogja, seperti yang sama-sama kita kenal adalah kota yang nyaman, dan Jogjapun punya slogan “Jogja Berhati Nyaman”. Memang, seperti yang telah saya alami, Jogja jauh lebih nyaman ketimbang Depok. Tanya saja sama orang yang pernah ke sana.

Depok, karena merupakan kota satelit, kondisinya 11 12 dengan jakarta. Hampir setiap hari macet (meskipun Jogja juga demikian), kejahatan seringkali terjadi. Jogja bener-bener aman.

Lokasi UGM lebih kondusif & nyaman daripada lokasi UI.

location
Pic. Location

6. Mahasiswi (ladies)

Mahasiswi
Pic. Mahasiswi

T: Ini kategori apaan? apa ada penilaian seperti itu?

J: ADA, ini buktinya…

Entah mengapa setelah saya amati sekian lama (hampir 7 tahun), mahasiswi UI itu kebanyakan lebih “bening-bening” daripada mahasiswi UGM. Kenapa?

Jadi gini, mungkin itu akibat posisi strategis dari UI yang deket dengan Jakarta (Ibukota) yang membuat mahasiswi UI lebih melek fashion/mode.

 T: Eh, tapi kalo begitu, cakepnya gak alami dong?

J: Ya, mungkin saja begitu, yang tadinya rambut keribo bisa di rebonding, yang hidung pesek bisa dimancungin dll.

 T: apa bedanya dengan mahasiswi UGM? sama aja toh? gak ketinggalan mode juga, kan ada internet.

J: gini deh biar adil, mahasiswi UI itu cakep-cakep dan mahasiswi UGM ayu-ayu. Terserah pilih yang mana.

7. Style & fashionnya

fashion
Pic. Style

T: Beneran dah, ini kategori apaan lagi, apa kamu gak takut dicerca mereka yang tidak setuju dengan perbandingan MORAL ini, ini bahaya loh?

Jawab: ini hanya selingan saja, cuma masalah style dalam berpakaian di kampus. Toh aturan di masih-masing daerah berbeda. Seperti: di Arab, wanita muslim harus pake cadar, sedangkan di Hawai pake bikini.

Mahasiswa/i UI lebih bebas dalam berpakaian ke kampus, boleh pake kaos oblong, sendal jepit ke toilet, rambut gondrong, atau gak mandi pagi.

Kalau mahasiswa/i UGM lebih sopan (karena peraturan), ke kampus wajib pake kemeja rapi, sepatu (no sandals), rambut rapi dan wangi. Meskipun di beberapa fakultas ada yang bebas juga.

UI tidak suka rapi, yang penting otak berisi. UGM suka rapi dan otak juga cemerlang.
Affiliate Site Blueprint Home Study Course
Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar dari Affiliate melalui Affiliate Marketing. Download PDF dan VIDEO GRATIS.

8. Loyalty / Kesetiaan

Menurut yang saya amati, mahasiswa UGM lebih loyal dalam pekerjaan (jika diterima salah satu perusahaan, gak buru-buru pindah karena tergiur janji baru). Sedangkan mahasiswa UI kurang loyal (siapa berani bayar lebih tinggi, saya pindah).

Tapi ada bagusnya juga mahasiswa UI, mereka sangat menghargai tinggi dirinya, tidak terima begitu saja dengan apa yang terjadi pada dirinya. Tapi ini kayaknya tergantung individu masing-masing orangnya deh. 

loyalty
Pic. Loyalty

9. Branding

 WE ARE THE YELLOW JACKET

Kalo untuk masalah brand, UI lebih menggema. Apa-apapun di UI selalu disajikan dengan warna kuning. Mulai dari Almamater, Bus, bahkan sepeda dan gigi. UI sangat pintar menanamkan brand kebenak setiap orang. Sampai-sampai ada pepatah yang mengatakan “We are the yellow jacket”.

Kalau berbicara perpustakaan yang terbesar se Asia Tenggara, UI lah yang punya. Lengkap pula dengan Starbucknya. Memang, UI terkesan sombong dengan brand-nya.

Sedangkan UGM lebih low profile. UGM katanya adalah kampus rakyat. Almamaternya aja warna Krem (Hijau bukan). Jangankan bus kampus, sepedapun cuma ada di gedung rektorat (cuma buat keliling-keliling di Gedung Rektorat), itupun sumbangan PT. Wismilak.

10. Masa Depan Lulusannya

Mahasiswa UGM dan UI yang sudah wisuda setelah 3 bulan setidaknya sudah dapat kerja (kerja ya, bukan duit). Karena secara gitu, kerja kan bisa apa aja. Kerja ada banyak. Cumaaaaaa, menghasilkan banyak duit gak?

Mahasiswa UGM dan UI kebanyakan sok jual mahal, pengennya dapet kerjaan yang gajinya gede. Mereka gengsi kerja kalo dibayar murah. Tapi kan wajar anak fresh graduate di bayar murah. Kalo gak mau di gaji murah, ya bikin perusahaan aja sendiri, jadi bos sendiri. Beres kan?

Mahasiswa UGM mentok-mentoknya kalo gak dapet kerja jadi Menteri, kalo mahasiswa UI mentok-mentoknya kalo gak dapet kerja jadi Wakil Presiden. Semoga. Wakakaka

future
Pic. Future

Conclusion:

Tapi apapun itu, secemerlang apapun otak lu, setinggi apapun IPK lu, sehebat apapun nama Universitas lu, Tapi kalo lu gak punya MORAL dan KORUP, mati aja, dari pada bikin malu Almamater.

Saran saya: Mending kuliah di ITB… hehehe :-p
Web Hosting

Baca artikel lainnya…

343 thoughts on “10 Perbedaan UGM & UI dari Sudut Pandang Mahasiswa Sejati

  1. hai kak saya udah kls 3 sma nh ,bentar lagi mau kuliah jga insyaalah pengen nya ke ui sh , doakan ya kak semoga masuk
    pengen bgt make si kuning hehee

    Like

  2. Kak … Serius deh .. Emang ui mahal ya ?? Kok aku baca artiker ukt termagal di ui buat jurusan kedokteran aja cuma 7,5 jt . Maaf aku orang semarang . Jd aku berpatokan sama ukt undip.

    Aku tau ugm itu paling bagus . Tp ntah kenapa pengen bgt aja masuk ui .

    Semahal apa sih kak ? Serius nih . Soalnya aku bilang sama orang tuaku kalo aku kuliah di luar kota aku bakal nanggung biaya hidupku sendiri . Kalo kuliahnya aja mahal kan aku keder bayarnya.
    Ohiya ukt termahal jurusan soshum aja yg aku baca cm 5jt

    Like

    1. Buat informasi yang pasti silahkan buka di penerimaan.ui.ac.id, biasanya dicantumkan sk rektor terbaru mengenai biaya akademik.

      Urusan biaya ini nggak tentu bisa jadi sekarang lebih murah bisa jadi lebih mahal. Seperti contoh di saat saya masuk di FT UI tahun 2005, biaya per semester saya 1,5jt (fixed) dimana saat itu kakak sepupu saya di FT UGM membayar 2,2jt per semester (flexible tergantung jumlah sks)

      Like

    2. Ukt ui itu mahal / ngga nya tergantung kamu mausk lewat jalur apa. Di ui ada 4 jalur : snm,sbm (biaya ukt nya murah 2,5 jt), untuk simak ui dan ppkb ui itu mahal (untuk ukt d3 nya 9jt dan s1 10 jt). Biaya hidup di depok masih blm terlalu mahal

      Like

  3. Kalau saya yang penting gelar yang diraih bisa bermanfaat, nggak harus UI atau UGM. Percuma kuliah di universitas bonafit jika tidak bisa menggunakan ilmunya dengan baik.

    Like

  4. Udh ITB in aja. Lingkungan dan suasana nyaman dan mendukung. Gk mahal hidup disana (Asalkan gk kebanyakan main). Beasiswa banyak (Karena banyak satu siswa bisa dpt lebih dari satu beasiswa). Ingat hidup cuma sekali. Kejar apa yang ingin dikejar.

    Tulisan diatas murni berdasarkan pengalaman.

    Like

  5. Alhamdulillah gue keterima UI Akuntansi (2017).
    Nyusul abang gue di Akuntansi UI (2014).
    Keterima juga di S1 Akuntansi UPN “Veteran” Jakarta, Akuntansi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Akuntansi Prasetya Mulya, Akuntansi Trisakti & Akuntansi Binus University .. tapi gue lepas

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.