10 Perbedaan UGM & UI dari Sudut Pandang Mahasiswa Sejati

UGM UI Logos
Pic. Logo UGM dan UI

Kalo melihat judulnya,  pasti sebagian besar pembaca blog ini langsung sinis. (atau Anda juga salah satunya yang begitu?). Eits, jangan salah dulu mamen/bro/sis, gw gak bermaksud membanding-bandingin.

T: Kalo bukan membanding-bandingkan, trus apa?

Disini saya tegaskan dan tekankan, postingan ini tidak bermaksud membeda-bedakan mana yang terbaik diantara kedua Universitas di atas yang “katanya” 2 diantara sekian Universitas yang terbaik di Indonesia.

Kalo melihat di  RANGKING ASIA tahun 2011, memang UI berada jauh sedikit di atas UGM. Tapi itu penilaian berdasarkan apa? Terlebih lagi, jaman sekarang survey-survey atau polling tak bisa dipercaya (bisa dibeli). Terserah Anda mau percaya atau tidak, kalo saya memilih untuk melakukan survey sendiri saja, lebih independent (tidak ada kepentingan) dan akurat, setidaknya menurut saya.

Berikut saya paparkan hasil survey dan investigasi saya selama lebih kurang 3 tahun (masing-masing di UGM dan UI). Jadi saya melakukan survey ini sudah 6 tahun (hampir 7 bahkan), gimana gak akurat. Dan saya mensurvey dari berbagai sisi untuk perbandingan, diantaranya:

1. Biaya Kuliah

Kuliah itu butuh duit, misalnya buat bayar gedung, beli jaket Almamater, biaya perpustakaan, biaya operasional pendidikan (BOP) dan sebagainya. UGM dan UI sama-sama universitas negeri, walaupun tak ada embel-embel “N” di belakang nama Universitasnya. Tau beda Universitas Negeri dengan Swasta? setau saya, sekarang hampir tak ada bedanya (sama-sama mahal biaya kuliahnya).

Denger-denger, biaya kuliah di UI lebih mahal dari pada biaya kuliah di UGM. benarkah? Ini saya dapat berkat tanya-tanya dan mengalami sendiri.

biaya kuliah
Pic. biaya kuliah

2. Biaya Hidup

UGM terletak di Sleman, Jogja, sedangkan UI terletak di Depok, Jawa Barat (walaupun ada yang di Salemba). Mau tak mau, mahasiswa yang kuliah di dua Universitas tersebut harus menanggung “Biaya Hidup” di tempatUniversitas tersebut berada, tul gak? kan gak mungkin juga, kita kuliah di UI tapi kita tinggal di Jogja (tiap hari bolak-balik, mungkin sih, kalo Ortu lu pengusaha).

Menurut pengamatan saya, biaya hidup di UI lebih mahal dari pada biaya hidup di UGM. Mungkin ini juga sebab mengapa biaya kuliah di UI lebih mahal.

biaya hidup
Pic. biaya hidup

3. Pergaulannya

UGM mempunyai mahasiswa yang universal, terdiri dari berbagai suku, ras dan agama, yang datang dari segala penjuru Indonesia. UI pun begitu. Karena letak topografisnya yang berada di Jogja (ada Keraton), maka mahasiswa UGM kena imbas menjadi sopan, santun, dan ramah karena pengaruh adat Jawa. Anak UGM masih menjunjung tinggi senioritas/hormat kepada yang lebih tua. Memanggil kakak angkatan dengan sebutan mas/mbak.

Berbeda dengan UI. Mahasiswanya gaul-gaul, ngomong pake bahasa lu gue lu gue (tidak sesuai dengan EYD) yang terkesan kasar. Anak UI tidak memandang senioritas. Lu boleh memanggil kakak angkatan dengan sebutan sejawat (Bro, Sis, elu, gue, dll).

Mahasiswa UGM lebih sopan daripada mahasiswa UI.

pergaulan
Pic. Pergaulan

4. Lingkungan Kampusnya

UI mempunyai lingkungan kampus yang bersahabat dan asri. Aksesnya tidak tak terbatas, maksudnya, hanya orang yang berkepentingan yang akan masuk lingkungan kampus UI, karena jalanan UI bukan jalanan umum. Tata ruang kampus sudah terkelola dengan baik.

Sedangkan UGM, kampusnya mencar-mencar (tapi masih satu kawasan), hanya saja dipotong oleh sebuah jalan Kabupaten (jalan Kaliurang/Jakal) yang merupakan jalanan umum. Tapi akhir-akhir ini, UGM mulai berbenah dengan melakukan pembatasan masuk pada daerah-daerah tertentu.

Lingkungan UI lebih kondusif & nyaman daripada lingkungan UGM.

Lingkungan kampus
Pic. Lingkungan kampus

5. Lokasi kampus

Kalau berbicara mengenai lingkungan kampus, UI lebih baik daripada UGM. Akan tetapi, jika berbicara mengenai lingkup yang lebih luas, UGM jelas lebih baik. Ini tidak terlepas dari posisi UGM yang terletak di Depok, Sleman, Jogja, sementara UI terletak di Depok, Jawa Barat. Sama-sama Depok, tapi beda abies.

Jogja, seperti yang sama-sama kita kenal adalah kota yang nyaman, dan Jogjapun punya slogan “Jogja Berhati Nyaman”. Memang, seperti yang telah saya alami, Jogja jauh lebih nyaman ketimbang Depok. Tanya saja sama orang yang pernah ke sana.

Depok, karena merupakan kota satelit, kondisinya 11 12 dengan jakarta. Hampir setiap hari macet (meskipun Jogja juga demikian), kejahatan seringkali terjadi. Jogja bener-bener aman.

Lokasi UGM lebih kondusif & nyaman daripada lokasi UI.

location
Pic. Location

6. Mahasiswi (ladies)

Mahasiswi
Pic. Mahasiswi

T: Ini kategori apaan? apa ada penilaian seperti itu?

J: ADA, ini buktinya…

Entah mengapa setelah saya amati sekian lama (hampir 7 tahun), mahasiswi UI itu kebanyakan lebih “bening-bening” daripada mahasiswi UGM. Kenapa?

Jadi gini, mungkin itu akibat posisi strategis dari UI yang deket dengan Jakarta (Ibukota) yang membuat mahasiswi UI lebih melek fashion/mode.

 T: Eh, tapi kalo begitu, cakepnya gak alami dong?

J: Ya, mungkin saja begitu, yang tadinya rambut keribo bisa di rebonding, yang hidung pesek bisa dimancungin dll.

 T: apa bedanya dengan mahasiswi UGM? sama aja toh? gak ketinggalan mode juga, kan ada internet.

J: gini deh biar adil, mahasiswi UI itu cakep-cakep dan mahasiswi UGM ayu-ayu. Terserah pilih yang mana.

7. Style & fashionnya

fashion
Pic. Style

T: Beneran dah, ini kategori apaan lagi, apa kamu gak takut dicerca mereka yang tidak setuju dengan perbandingan MORAL ini, ini bahaya loh?

Jawab: ini hanya selingan saja, cuma masalah style dalam berpakaian di kampus. Toh aturan di masih-masing daerah berbeda. Seperti: di Arab, wanita muslim harus pake cadar, sedangkan di Hawai pake bikini.

Mahasiswa/i UI lebih bebas dalam berpakaian ke kampus, boleh pake kaos oblong, sendal jepit ke toilet, rambut gondrong, atau gak mandi pagi.

Kalau mahasiswa/i UGM lebih sopan (karena peraturan), ke kampus wajib pake kemeja rapi, sepatu (no sandals), rambut rapi dan wangi. Meskipun di beberapa fakultas ada yang bebas juga.

UI tidak suka rapi, yang penting otak berisi. UGM suka rapi dan otak juga cemerlang.
Affiliate Site Blueprint Home Study Course
Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar dari Affiliate melalui Affiliate Marketing. Download PDF dan VIDEO GRATIS.

8. Loyalty / Kesetiaan

Menurut yang saya amati, mahasiswa UGM lebih loyal dalam pekerjaan (jika diterima salah satu perusahaan, gak buru-buru pindah karena tergiur janji baru). Sedangkan mahasiswa UI kurang loyal (siapa berani bayar lebih tinggi, saya pindah).

Tapi ada bagusnya juga mahasiswa UI, mereka sangat menghargai tinggi dirinya, tidak terima begitu saja dengan apa yang terjadi pada dirinya. Tapi ini kayaknya tergantung individu masing-masing orangnya deh. 

loyalty
Pic. Loyalty

9. Branding

 WE ARE THE YELLOW JACKET

Kalo untuk masalah brand, UI lebih menggema. Apa-apapun di UI selalu disajikan dengan warna kuning. Mulai dari Almamater, Bus, bahkan sepeda dan gigi. UI sangat pintar menanamkan brand kebenak setiap orang. Sampai-sampai ada pepatah yang mengatakan “We are the yellow jacket”.

Kalau berbicara perpustakaan yang terbesar se Asia Tenggara, UI lah yang punya. Lengkap pula dengan Starbucknya. Memang, UI terkesan sombong dengan brand-nya.

Sedangkan UGM lebih low profile. UGM katanya adalah kampus rakyat. Almamaternya aja warna Krem (Hijau bukan). Jangankan bus kampus, sepedapun cuma ada di gedung rektorat (cuma buat keliling-keliling di Gedung Rektorat), itupun sumbangan PT. Wismilak.

10. Masa Depan Lulusannya

Mahasiswa UGM dan UI yang sudah wisuda setelah 3 bulan setidaknya sudah dapat kerja (kerja ya, bukan duit). Karena secara gitu, kerja kan bisa apa aja. Kerja ada banyak. Cumaaaaaa, menghasilkan banyak duit gak?

Mahasiswa UGM dan UI kebanyakan sok jual mahal, pengennya dapet kerjaan yang gajinya gede. Mereka gengsi kerja kalo dibayar murah. Tapi kan wajar anak fresh graduate di bayar murah. Kalo gak mau di gaji murah, ya bikin perusahaan aja sendiri, jadi bos sendiri. Beres kan?

Mahasiswa UGM mentok-mentoknya kalo gak dapet kerja jadi Menteri, kalo mahasiswa UI mentok-mentoknya kalo gak dapet kerja jadi Wakil Presiden. Semoga. Wakakaka

future
Pic. Future

Conclusion:

Tapi apapun itu, secemerlang apapun otak lu, setinggi apapun IPK lu, sehebat apapun nama Universitas lu, Tapi kalo lu gak punya MORAL dan KORUP, mati aja, dari pada bikin malu Almamater.

Saran saya: Mending kuliah di ITB… hehehe :-p
Web Hosting

Baca artikel lainnya…

343 thoughts on “10 Perbedaan UGM & UI dari Sudut Pandang Mahasiswa Sejati

  1. Haloo, saya anak ugm loh. Maaf nih tp yg jadi presiden alumni ugm. Hehee

    Weits, satu lagi. Ugm sudah meresmikan perpus barunya yang katanya terbesar se asia tenggara 🙂

    Like

  2. yang tentang sepeda kampus..
    skarng speda kampusnya dah Buanyyaakk.. .dan bukan hnya di area rektorat.. kemana2 aja (dilingkungan kampus) boleh kok..antar fakultas..
    stasiunnya sepdanya banyak 😀

    Like

  3. karena gue orang asli klaten yg notabene deket ma jogja n walopun skrg gue tinggal dijakarta n walopun lagi gue bukan salah satu dari mahasiswa ui or ugm,gue tetep prefer ugm

    Like

  4. Hai saya anak UGM, cuma mau ralat aja kl sepeda di UGM sekarang gk hanya di rektorat aja, udh banyak stasiunnya yang udh kesebar di seluruh UGM 🙂

    Like

  5. Saya salah satu mahasiswa teknik di UI. Saya ingin memberi tanggapan untuk masalah fashion di lingkungan UI
    Saya sudah melihat mahasiswa2 UI SETIAP HARI, rata2 mereka memakai kemeja dan jarang sekali ditemukan memakai sendal jepit ke kampus. Jika ingin observasi, tolong diperhatikan lebih baik lagi dan jangan berpatokan pada satu fakultas saja
    Terima kasih 🙂

    Like

  6. gue anak ui, yg insyaAllah taun depan di ugm, aamiin 🙂 hahahaha lucu menghibur postingannya yaa walaupun terlalu subjektif tp tanggepin dgn bijak aja udeh hidup almamater masing masing! :)))
    btw gue penasaran kenapa saran nya itb?

    Like

  7. saya mahasiswa S-1 UGM, ya ada beberapa benernya juga sih poin-poin di atas tapi banyak yang kurang sesuai juga dan terlalu digeneralisasi. ya namanya pendapat orang buat seru-seruan aja deh, toh sama-sama kampus tonggak peradaban bangsa. sama-sama top 3 bersama ITB juga. jujur kadang iri sih sama brandnya UI dan perpusnya yang terbesar di ASEAN (bravo!) tapi ya masing-masing univ punya kelebihan dan kekurangannya. UI bagus di fasilitasnya yang super ‘wah’, sementara UGM bagus di program pembangunan masyarakatnya ataupun risetnya. ga usah lah saling adu pendapat unggul-enggaknya antara UI dan UGM, toh kita sama-sama bawa Indonesia. harus sama-sama menyaingi NUS, NTU dan Chulalongkorn. kalo perlu ya Harvard/MIT sekalian wkwk.

    Like

  8. Kocak jg

    Gw alumni ugm (angkatan 07), bnr ugm fasilitas msh kurang,,gedung belanda (mipa)
    Tp yg gw liat,,sebagian besar mhs’y pinter2 n berprestasi d SMA msg2
    Lulusan’y rata2 krja d tmpat yg bgs2
    Alhamdulillah

    Sepeda?
    Selama kul jln kaki mulu

    Murah?
    Ugm mah murahan
    Per semester spp 500rb
    Hehe

    Jgja?
    Daerah blimbingsari n sendowo,,tiap pagi ada nasi sayur pakai ayam cm goceng
    Tp cm 1 jm udh habis

    Kosan?
    1,5jt setahun

    Inti’y ugm murahan tp isi’y jenius2

    Like

    1. Jokowi dipilih bukan karena “UGM” nya tapi namanya digelembungkan media sbgai sosok yg sederhana dan pro rakyat, tp kenyataannya stelah berkuasa??? Presiden banyak dibuli di media sosial diantaranya “presiden plonga plongo”. Memalukan sekali anda membanggakan Jokowi. Kalo saya sih malu Indonesia punya presiden kayak dia.

      Like

  9. “Tp yg gw liat,,sebagian besar mhs’y pinter2 n berprestasi d SMA msg2
    Lulusan’y rata2 krja d tmpat yg bgs2
    Alhamdulillah”

    Alhamdulillah salah satu lulusan yang pintar dan berprestasi itu kini jadi Presiden Republik Indonesia :))

    Like

  10. Sudahlah kasian authornya. Semua universitas itu sama aja, baik negeri atau swasta, baik ui atau ugm. Yg membedakan itu otak mahasiswanya bukan fasilitasnya. UI dan UGM sama” bagus, sama” berkualitas mahasiswanya, banyak pelajar yg bercita” ke dua kampus tersebut lo. Kakak saya yg di UI gk pernah bicara lo gue dan dia sangat sopan, selalu membantu ortu (tergantung individu). Gak hanya kakak saya, kakak kls saya orang miskin juga dpt masuk ui dengan beasiswa, malah dia berpendapat UI kampus yg murah dibanding UGM, tp UGM tetep murah kok, hanya saja sksnya (orang berpikiran itu yg bikin UGM terlihat mahal, padahal secara keseluruhan gk juga, jika orang tersebut memang berkualitas untuk masuk UGM). Jika dilihat fasilitasnya, UGM sudah ada peningkatan yg bgs. Jangan salahkan authornya, mungkin dia surveinya 3 th atau 7 th yg lalu, yg mungkin saat UGM masih minim sepeda. Lagian sekarang mahasiswa bnyk yg pakek motor, jd jgn terlalu diambil hati.

    Like

  11. Hallo kakak kakak, aku orang jakarta asli 16tahun di jakarta. Bosen banget. Aku pengen banget kuliah di UGM karna itu di Jogja. Awalnya minder karna nilaiku pas2an tapi karna liat riset2nya jadi pengeb ke jogja karna lingkungannya. oain ya kak semoga dapet snmptn undangan UGM. Walaupun 90 kakak kelasku diterimanya di UI, hampir semua tmnku juga maunya ui jarang bgt yg UGM 1,2 org doang. Dan yang bikin minder guruku bilang “ugm susah undangannya karna alumni sini yang kesana terakhir tahun 2012” huu makin ngedown. Katanya yg diutamain yg org jogjanya dulu:( ga sabar kuliahh semoga seduai sama yang ada dibayanganku. Semoga seruu ngekos sendiri kerja sambil kuliah semoga bisa sukses kaya pak Jokowi aamiin

    Like

  12. Kak Afret alumni diploma teknik sipil ugm angkatan 2005? Saya sekarang kuliah di diploma teknik sipil ugm angkatan 2013. Postingan kakak mengenai modul praktikum sangat membantu, banyak digunakan teman-teman untuk referensi laporan praktikum terlepas dari modul praktikum yang diberikan dosen. Salam kenal kak Afret. Silahkan bergabung dalam ikatan alumni.

    Like

  13. Gua mahasiswi UI 2015. Seharusnya nih org2 kayak si penulis ini gak buat artikel beginian. cuman gua ngerasa,seharusnya kita tuh UI,UGM,ITB lbh sadar akan kerjasama sehingga bisa membawa nama Indonesia di kancah internasional.Yha lucu aja sih liat yg begini,mungkin maksudnya cuman buat seru2an aja tp pikir deh kan kita gak tau ada yg gak suka apa gak sama postingan ini. Knp gua bilang gitu? Dr bbrp poin yg di paparkan di atas mostly semuanya hampir UGM ya. Yha wkwkwk lucu sih,gak objektif bgt terlalu mihak ke 1 hal. Mending bikin artikel yg bisa menyatukan semua universitas di indonesia bukan buat yg kayak begini,kalau ada yg tersinggung salah satu pihak kamu kena dosa juga loh hihihi

    Like

    1. Tunggu aja di gembor2in “selamat datang di universitas terbaik satu-satunya yang memegang gelar “indonesia”

      Like

  14. Penilaiannya sangat subyektif sekali, saya ngakak bacanya

    kalo biaya hidup mah tergantung GAYA HIDUP masing2 individu mas. Tergantung mas/mbak pinter-pinter ngatur uangnya.

    Like

  15. aku sih lebih ke UI soalnya keren gitu sih … kalau masalah jarang mandi mah tergantung orangnya dia jorok atau engga .wkwkwk ,paling yang gak mandi lagi banyak tugas/dia maba,soalnya pernah baca artikel anak maba itb jarang mandi gara2 tugas tumpuk.

    Like

  16. Nice posting anw,
    Saya belum selama mas Afret mengalami di lokasi yang berbeda. Saya hanya 3 tahun di UI, 1 tahun di UGM, dan 3 tahun di ITB. Kebetulan saya mahasiswa Teknik Sipil. Jadi mungkin perbandingan saya akan cenderung mempertimbangkan kehidupan mahasiswa di Teknik Sipil saja.

    #1 Biaya Kuliah
    Menurut saya ini akan berbeda dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005, biaya per semester seluruh mahasiswa di UI (normal rate) Rp 1.500.000,- dimana kampus lain masih menggunakan sistem pembayaran spp (kalau tidak saya salah ingat 450k ditambah 100k per sks) atau paket semester sebesar 4jt per semester. Kebijakan sekarang di UI adalah 8,5jt per semester dengan uang pangkal 25 jt. di ITB 10jt per semester dengan uang pangkal entah berapa, tetangga kosan saya membayar 40jt). Untuk UGM saya tidak memiliki informasi.

    #2 Biaya Hidup dan Biaya Gaya Hidup
    Well, biaya hidup baik di Depok, Bandung, ataupun Jogja sama. Silahkan cek harga sembako. Tapi Biaya gaya hidup berbeda. Misal: biaya transportasi. Di depok, biaya transportasi paling tinggi di antara kota Bandung dan Jogja. Apakah ada di kota lain yang mahasiswanya melakukan perjalanan dari provinsi yang berbeda? Misalnya Bekasi Timur ke Depok? di Bandung, setahu saya paling jauh berasal dari Cimahi. Sedangkan di Jogja, karena saya hanya 1 tahun. Saya tidak memiliki informasi apapun untuk dibandingkan pada tahun yang hampir sama. Yang perlu temen2 tahu, harga print ebook di Depok jauh lebih murah daripada di Bandung dan Jogja. It’s based on my experiences.

    #3 Pergaulan
    hmm…ini terlalu subyektif. Sepertinya temen2 di Depok, di Bandung, dan di Jogja memiliki interpretasi sendiri kaitannya dengan kesopansantunan dan ketatakramaan. Di Depok, memanggil nama memiliki arti kedekatan, sedangkan di Jogja, memanggil “mas/mbak” memiliki arti penghormatan kepada orang lain dimana kita tahu bahwa tradisi jogja memang mengenal ‘kasta’.

    #4 dan #5 Lingkungan dan Lokasi Kampus
    untuk nomer ini, saya sungguh mengidolakan Bandung karena suhu di bandung jauh lebih sejuk dibandingkan di Depok ataupun di Jogja. Well. di UI memiliki area terbatas dengan fasilitas angkutan internal kampus yang mengakibatkan para anak kos jarang ke kampus naik sepeda motor, berbeda dengan UGM yang tidak memiliki area terbatas dan memiliki fasilitas angkutan umum terbatas sehingga para anak kos dominan mengendarai motor ke kampus. Akhirnya saya menarik kesimpulan bahwa kenyamanan antara UI dan UGM lebih nyaman UI karena aksesibilitas mahasiswa (bahkan yang tidak memiliki kendaraan pribadi) dapat terfasilitasi dengan baik bahkan hingga pukul 21:00. Selain itu, dekatnya kampus dengan pusat perbelanjaan, pusat hiburan, terminal/stasiun memberikan kesan nyaman untuk berkuliah di Depok.

    #6 dan #7 Ladies dan Style and Fashion
    saya nggak tertarik untuk membahasnya 😀

    #8 Kesetiaan
    Saya sayang setuju. Banyak alumni UI akan pindah dengan tawaran yang lebih OK dibandingkan dengan pekerjaan yang saat ini.

    #9 Branding
    Saat saya berada dalam pertemuan antara UI, ITB, dan UGM. Masing2 perwakilan diberikan kesempatan untuk presentasi dan pada akhirnya, ketua panitia (berasal dari LPPM UGM pada waktu itu Prof Danang Parikesit) menyatakan bahwa teman2 UI sangat peduli dengan branding sehingga pekerjaan yang dilakukan di meja dapat dipublikasikan secara menarik. Sedangkan teman2 ITB sangat peduli dengan konsep yang sangat mendalam sehingga hal-hal yang dipresentasikan menjadi menarik hanya untuk sebagian orang. Sedangkan teman2 UGM merupakan mahasiswa yang bekerja sesuai dengan apa yang dibutuhkan tanpa perlu orang lain tau konsep atau branding dari pekerjaannya. Mungkin kalau bahasa pak Jokowi, kerja kerja kerja. 😀

    #10 Pekerjaan
    no comment

    Well,
    ini semua pendapat saya berasal dari apa yang saya rasakan berkuliah di ketiga tempat tersebut.

    Like

    1. nohan : koment ini jauh lebih baik. bukan berdasarkan kata orang. tapi lebih ke observatif secara real ke lapangan. memahami dengan kepala sendiri dan memerlukan waktu yang tidak sebentar. menurut saya, comment nohan lebih baik dibandingkan dengan isi blog ini sendiri. bagus mba nohan…

      afret nobel : Anda terlalu subjektif.

      Like

  17. Saya mahasiswa UI , dan saya rasa semua yang mas Afret Nobel nyatakan dalam postingan diatas itu BENAR. Soal UI kadang nggak sopan, mahasiswi, kurang rapi, dll. UI lebih terkesan kampus “Profesional-elit” sementara UGM masih “Merakyat” . Tapi ralat untuk biaya kuliah mas, sekarang di UI sistemnya menggunakan BOP – Berkeadilan, bayar semampu orangtua, murahnya nggak ketulungan mas..hehe

    yang saya kurang suka dari UI itu ya kurang sopannya itu,, sampai saya sempat berpikir “kayak gini bisa masuk UI???”
    hehe

    Like

  18. sarannya itu loh, yang di bahas apa, yang disaranin apa–
    tapi ITB, UGM, UI bagus-bagus semua lah yang jelas. sesama waw/? kan? :v
    tapi ttep, UGM itu kampus tujuan saya :’D

    Like

  19. hidup mahasiswa! yeah. karena gak selamanya biaya kuliah itu mahal. kenapa ane bilang gitu? karena ada beasiswa. sorry kalau oot :v. salam anak teknik bro

    Like

  20. menurut saya postingannya belum bisa dibilang survey.. katanya ‘generalisasi’, tetapi menurut saya terlalu memihak. Anda jatuhnya memberikan cap bahwa UI hanya menang brand (yang pada akhirnya disangkal juga dengan membela UGM). Seharusnya UI dan UGM tidak perlu dibandingkan begini loh. Yang ada malah mahasiswanya bisa musuhan.
    Mau kritik juga di poin biaya kuliah..
    UI sekarang pakai BOP mas, untuk Soshum 0-5000.000, saintek 0-7500000 (sekalipun KEDOKTERAN)
    Untuk pergaulan kami juga dibiasakan pakai “kak” kok ke senior, cuma beberapa ada yang gamau dipanggil kak.

    Like

      1. Mas sebelum menulis, mending belajar sitasi dulu deh atau belajar cara mengkutip sumber. Udah membaca sejauh mana sih tentang UI? Saya sebelum daftar universitas saya cari semua info yang ada, dan memang pada akhirnya semua fakta terkuak. Anda terlalu menyudutkan satu sisi. Kalau boleh saran nih, semua pakai fakta ya. Emang masnya juga dah merasakan kuliah di UI dan UGM? Kalau sudah terbuka kepalsuan artikelnya tinggal bilang (gak usah di ambil hati)

        Like

  21. Wkwkk, salah satu cara pihak ugm mau menjelekkan ui biar peminat ugm bertambah yaa? Kasian siihh soalnya dari yg gua tau, peminat ugm jauh dibawah peminat ui, sumber dari jumlah pendaftaran sbmptn, snmptn, dan un masing2 univ yaa cari sendiri boleh deh. Dan yang katanya mahasiwanya berprestasi, sayang kalo prestasinya cuma di sma nya masing2 tp prestasi di ugmnya di kancah internasionalnya cuma dikit bgt, cuma bisa di lokal doang sih semua univ jg bisa. Surveynya the best! (Palsunya)

    Like

  22. Sabar ya ka Afret Nobel terhadap komentar negatif, saya tahu kakak hanya berniat mengambarkannya secara umum, memang masih banyak yang tidak sesuai antara yang kakak post disini dengan realita yang ada , tapi saya tahu kakak tidak pernah berniat menjelekkan salah satu antara keduanya, hanya saja orang tertentu berpikiran tidak demikian. Ugm dan Ui sama2 baik 😊

    Like

  23. Kuliah di ISI aja bro, Institut Seni Indonesia Surakarta.
    Kenapa??
    1. Kita bisa menempa hobi kita kebanyakan (banyak tuh anak-anak sekarang yg hobi berkesenian seperti main musik, menggambar, fotografi) jadi kenapa nggak dikembangkan di bangku perkuliahan??
    2. Kita bisa menjaga & mengenalkan tradisi kebudayaan Indonesia ke seluruh masyarakat baik domestik maupun mancanegara
    3. Orang seni kebanyakan lebih arif dan bijaksana dalam mengahdapi suatu permasalahan sosial (walaupun terkadang sifat egoisme seorang seniman muncul)
    4. Banyak yg belum tau tentang seni, sehingga untuk prospek kerja ke depan sangat bagus. Tidak banyak persaingan, apalagi bila kita membuka usaha/sanggar mandiri.
    5. UNIK

    Kok malah promosi yaa??? maaf sekedar mendinginkan suasana aja bro, hehehe..
    kampus bawah cuma bisa menyimak aja hehe.

    Like

  24. Gw anak fisip ui… keren bro postingannya, anak ui bener tuh kadang sering pke kaos oblong, celana robek2, rambut gondrong dll. Tapi kayaknya masih pke sepatu deh hehe. Kalo menurut gw sih ui lebih unggul karena letaknya di ibu kota. Masalah sdm gw yakin sama aja, sama2 pinter. Terus masalah fasilitas, jelas aja ui lebih maju, gimana enggak maju, orang di topang 2 provinsi yaitu jabar dan dki, jadi anggaran buat ui dobel. Sekedar fakta, UI letaknya ada di depok tapi sebagian masuk lenteng agung jaksel. Kayaknya ini strategi supaya anggarannya ganda deh hehe.

    Like

  25. SALAM FTUI 2012 ! sebenernya udah liat post ini sejak 2014 , sukses loh mas artikelnya banyak yang jejak ,
    FYI ya bang kalau gondrong si di FT dah banyak banget gondrong hal lumrah kok 🙂
    kalau baju oblong rambut sepuan merah hijau jinga biasanya anak FIB FISIP kalau anak FT ya kebanyakan pakai kemeja ada si yang gaya rock n roll ya namanya juga FT ya bang 😀
    tapi benci banget kalau liat anak FIB rambut warna unggu sama ijo haha kaya kemoceng haha..
    bukan maksud negative comment yak haha
    anak FIB FISIP FE peace just fun 😀 LOL

    Like

      1. Asslamu’alaikum warrah.atulloh.. hehe maaf kalau yang koment di atas ini sudah kuliah, kalu saya malah baru mau masuk sma hehehe tapi saya ingin cari informasi lebih banyak tentang universitas2 di indonesia, saya suka keduanya tapi kalau dari tempat saya tinggal lebih dekat ke UGM, jadi keinginan saya itu kuliah di kampus bagus, murah, banyak beasiswa,dll. Benar saya setuju dengan komentar mas/mbak yang tadi di atas kalau tidak salah universitas apapun juga yang penting kan otak mahasiswa/inya. Apalah arti universitas favorit tanpa ada mahasiswa/i yang cerdas juga. (Maaf mungkin bahasa saya nggak jelas) kita kuliah dimana saja yang penting itu niatnya, niat lillahita’ala mencari ilmu, juga misi kita (sebagai generasi penerus bangsa) yaitu untuk mencerdaskan bangsa indonesia, juga memajukannya. Maaf mungkin saya kurang sopan, doakan saya kakak semua. Mudah2n saya bisa kuliah seperti kakak2 terbaik ini. Jangan enggan tuk berbagi ilmu dengan saya karena saya ingin belajar menjadi penulis walau belum bisa, tp jg ingin jadi dokter spesialis juga.. huhh curhat sekalian ya kak.. hehe mudah2n di tahun 2019/2020 nanti universitas di indonesia semakin maju juga semakin membantu bagi siswi seperti saya yang ekonomi orang tua dikelas menengah kebawah.. amiinn.. doakan saya kakak2.. bismillah.. Allohu Akbar!

        Like

      2. Terimakasih kak.. amiinn, hehe mungkin fikiran saya muluk2 baru sja daftar SMA lgsung bingung mau bagaimana, kak salam kenal ajari saya ngeblog dong kak.. saya belum bisa, huhuhu

        Like

  26. Terima kasih artikelnya. Jadi teringat Sendowo, Blimbingsari, Masjid Mardiyah, Bunderan, Gelanggang, Lembah, nonton wayang semalam suntuk di Balairung UGM, bersepeda pagi di Graha sabha pramana, dll…. masih buanyak….. Alumni UGM, 1993-2000.

    Like

  27. Nah yang terakhir itu saya suka, mending kuliah ITB. Dari dulu pengen bgt nyambung S2 di ITB tapi duit dari mana bro ? Belum lagi harus ninggalin anak dan isteri Hehehe

    Like

  28. UI sedang unggul dari UGM versi webometric dan QS world. Dengan adanya Ui bisa jadi univeritas yang dapat teladani juga di inpirasikan bagi univeritas negeri atau universitas swasta di Indonesia. AAMIIN #Bersatu Almamaterku #We are yellow jacket.:)

    Like

  29. UI makin unggul dari UGM, buktinya UI satu2nya kampus Indonesia yg masuk peringkat THESS, juga peringkat bergengsi dunia QS, UI jauh unggul dari UGM, juga peringkat Webometrics yg tahun kemarin UGM unggul, kini UI yg nomer 1

    Like

  30. Gue anak psiko ui 2016
    Seneng banget bisa masuk “KAMPUS KUNING”….

    The most prestigious university in Indonesia…

    “we are the yellow jacket”

    Like

  31. Subjektif banget ya.
    ui mahal karena fasilitasnya waw
    ugm mahal karena sksnya
    dua duanya mahal.
    berat sebelah banget artikelnya..
    ugm lebih sopan? wkwk jadi ingat kejadian di pertamina.
    Kalo bikin artikel mas, gausah dibanding”in kalo berat sbelah, kesannya ngejatuhin
    anak ui cntik ga alami? wew

    Like

  32. Tapi menurut pengalaman gue soal “ramah” mahasiswanya jauh lebih UGM, gue punya temen UI soms2 amat, tergiur dengan kepopuler univ sama almamaternya.. soal biaya hidup ya UGM lah, daerah UI kosannya mahal2 beda sama di UGM

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.