Benarkah Sidang Skripsi Penuh dengan Kepalsuan?

Apa itu sidang skripsi?

Sidang skripsi adalah sidang yang wajib ditempuh/dilalui oleh mahasiswa tingkat akhir untuk memperoleh gelar akademis.

skripsi
awas skripsi. (sumber: http://ratnanet.blogspot.com)

 

Kapan sidang skripsi dilakukan?

Pada dasarnya, sidang skripsi dilaksanakan ketika kampus telah selesai melaksanakan ujian tengah semester atau ujian akhir semester.

Siapa pelaku utama dari sidang skripsi?

Pemeran utama dari sidang skripsi sebenarnya adalah mahasiswa. Namun terkadang sidang skripsi hanya menjadi ajang unjuk kebolehan dosen-dosen kepada dosen lainnya yang menjadi dosen penguji. Karena apabila beliau mengeluarkan pertanyaan yang hebat, dan mahasiswa tidak bisa menjawab, maka beliau akan jumawa.

Siapa yang layak di sidang?

Mahasiswa yang layak disidang adalah mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan jumlah SKS minimum untuk kelulusan. Ada juga mahasiswa yang sudah terlalu lama menghuni kampus. Kampus butuh regenerasi, muka-muka lama harus diremajakan. Bahkan, muka-muka lama yang sebenarnya belum layak sidang, juga dipaksa sidang karena alasan kemanusiaan (baca: ditendang).

Apa yang disidangkan?

Biasanya materi yang disidangkan adalah materi yang dipilih oleh mahasiswa tersebut, atau jika kurang beruntung, materi pilihan dosen. Enaknya materi pilihan sendiri adalah mahasiswa merasa punya tenggungjawab moral dan keikhlasan dalam mengerjakan materi tersebut. Sedangkan materi pilihan dosen, itu terjadi karena terpaksa.

Mengapa sidang skripsi penuh kepalsuan?

Ada beberapa hal yang menyebabkan sidang skripsi itu penuh dengan kepalsuan, diantaranya:

1. Mahasiswa yang tadinya ke kampus berpenampilan urakan, slengean, kumal, tiba-tiba ketika akan sidang, penampilannya berubah drastis. Yang tadinya rambut gimbal jadi klimis. Terlebih style ke kampus yang biasanya:

  • Kaos oblong diganti menjadi kemeja (bahkan + dasi)
  • Celana jeans belel diganti menjadi celana bahan licin
  • Sepatu gunung diganti menjadi pantofel

2. Mahasiswa yang tadinya cuek, tak acuh ketika dosen menerangkan, suka mengumpat dosen di belakang kelas, berubah menjadi mahasiswa yang perhatian dengan dosennya. Tiap hari, terutama seminggu sebelum sidang, dosen selalu dicari-cari, ditanya kabarnya, sok perhatian. Palsu.
3. Mahasiswa yang jarang ke kampus mendadak rajin ke kampus.
4. Dan ketika sidang, kepalsuan-kepalsuan tadi lebih jelas terlihat:

  • Dosen  penguji yang biasanya ramah ketika mengajar di kelas berubah menjadi monster ketika mahasiswa yang diuji tidak bisa menjawab
  • Dosen pembimbing yang biasanya selalu memberi solusi, dan ketika mahasiswa bimbingannya diuji, dia lepas tangan, membiarkan mahasiswanya dibantai. Dalam hatinya beliau berkata: “mampus lu, siap suruh asistensi jarang datang”.
  • Dan kepalsuan itu segera terungkap ketika pengumuman kelulusan mahasiswa, dosen kembali ramah dan bersahabat, menjabat tangan mahasiswa dan mengatakan “SELAMAT YA”. Ini asli.

“Dan semua itu sebenarnya hanya kepalsuan belaka. Itu hanya untuk menguji mental mahasiswa. Dunia di luar sana jauh lebih kejam.”

Jika Artikel ini bermanfaat, silakan share. Terimakasih.

Baca artikel lainnya…

3 thoughts on “Benarkah Sidang Skripsi Penuh dengan Kepalsuan?

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.